Sabtu, 25 Oktober 2008

Penyayang


Penyayang

Orang penyayang adalah orang yang disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Maka sayangilah makhluk di bumi, niscaya kalian disayangi Dzat yang di langit - Nabi Muhammad SAW

Khalifah Umar jatuh iba ketika melihat seekor burung pipit yang dibuat mainan seorang anak kecil. Beliau membelinya, lalu melepaskannya ke angkasa. Kemudian, sekian waktu berlalu, seorang ulama bermimpi bertemu khalifah yang telah meninggal dan meyakini bahwa Sayidina Umar telah dikaruniai kebahagiaan sorga.

''Tinggalkan hambaKu ini. Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya. Dan segala dosanya telah Kuampuni karena ia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi ia di akhiratnya,'' terdengar suatu suara yang menghardik dua malaikat yang mau menanyai sang Khalifah di alam kubur.

Subhanallah. Khalifah Umar telah dikaruniai sorga karena sifat dan tindakan sayangnya, telah melebihi kedermawanannya, keadilannya, dan kezuhudannya. Rasa sayang kepada sesama makhluk mampu menjalin persaudaraan antarmanusia dan melanggengkan hubungan manusia dengan alam. Rasa sayang sang Khalifah telah menjangkau secara luas tentang kelestarian alam.

Sifat dan perilaku kasih sayang manusia adalah gambaran pada cermin dari sifat-sifat Allah Yang Maha Pemurah - Yang Maha Penyayang. Sifat itu telah mengantarkan siapa pun untuk berbelaskasih kepada sesama, tanpa memandang agama, golongan, dan kepentingan. Bahkan terhadap hewan, tumbuhan, dan alam benda (tanah, air, api, udara, zat), tak terkecuali sehingga hal itu merupakan pengejawantahan tanggungjawab atas kelestarian alam.

Allahu Akbar. Seperti yang selalu disinggung Alquran, makhluk-makhluk di luar manusia itu sesungguhnya hidup persis seperti kita. Mereka juga bisa memberikan kasih sayangnya kepada kita sebagai balasan kasih sayang yang kita berikan kepada mereka, sehingga kita bersama mereka dapat hidup tenteram dan menyenangkan.

Tindakan kecil dari kita, ternyata berdampak besar bagi alam. Kasih sayang menimbulkan kasih sayang pula. Dan itu persoalan besar bagi Tuhan juga.

mutiara ilmu dan warna kehidupan: Takdir Hidup

mutiara ilmu dan warna kehidupan: Takdir Hidup

Bersyukur


Tiap detik, Allah melimpahkan nikmat-Nya kepada setiap makhluk. Misalnya, nikmat umur, iman, dan Islam. ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.'' (QS. 16: 18) Kita wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya. Menurut Imam al-Ghazali, bersyukur adalah salah satu maqam yang lebih tinggi dari sabr, khauf kepada Allah dan maqam lainnya. Bila kita bersyukur berarti kita telah menempatkan nikmat Allah pada tempat yang sesungguhnya. Wujud syukur yang sebenarnya adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin membagi syukur menjadi tiga macam. Pertama, jika seseorang menerima nikmat, maka ingatlah ia kepada yang memberi untuk memuji padanya. Kedua, ia ridha dan puas terhadap nikmat yang diterima. Ketiga, selama ia merasakan manfaat nikmat itu, maka ia tidak menggunakannya untuk perbuatan maksiat.

Seorang hakim berkata, ''Saya sibuk mensyukuri empat macam. Pertama, Allah telah menjadikan seribu macam makhluk, sedang yang termulia dari semua itu anak Adam, lalu Allah menjadikan aku dari anak Adam. Kedua, Allah telah melebihkan orang lelaki daripada wanita, lalu menjadikan aku lelaki.
Idris Thaha
Ketiga, saya mengetahui bahwa Islam itu sebaik-baik agama, dan yang diterima oleh Allah, lalu saya dijadikan seorang muslim. Keempat, saya mengetahui bahwa umat Muhammad itu paling utamanya umat, lalu Allah menjadikan aku dari umat Muhammad SAW.''

Sedangkan Ibnu Abbas mengutip Nabi Muhammad bersabda, ''Dua macam nikmat yang kebanyakan manusia rugi (kecewa) dalam menerima keduanya. Yaitu nikmat sehat afiat dan libur (tidak ada kerja). Jarang orang yang dapat menggunakan dengan sungguh-sungguh masa sehat dan libur itu.''

Dan Imam al-Ghazali mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah. Pertama, bersyukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari segala nikmat Allah. Kedua, bersyukur dengan lidah, yaitu mengucapkan ungkapan rasa syukur. Seorang ulama berkata, ''Barangsiapa merasa menerima nikmat, hendaknya ia membaca banyak hamdalah (alhamdulillah). Dan barangsiapa yang sering risau, hendaklah ia sering membaca istighfar (astaghfirullah), dan barangsiapa merasa tertekan oleh kemiskinan, hendaknya ia membaca laa hawla wa laa quwwata illaa billahi al-aliyyi al-adziimi.

Ketiga, bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu mengamalkan dan memanfaatkan anggota tubuh sesuai dengan agama. Bagi al-Ghazali, anggota tubuh yang terpenting meliputi mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan (seksual), dan kaki.

Jika kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita, dan jika mengingkarinya, azab-Nya sangat pedih (Q.S. 14:7). Bila kita bersyukur, sesungguhnya kita bersyukur untuk kebaikan sendiri (Q.S. 27:40; 31:12). Lagi pula, ada empat orang yang diberi keuntungan dunia dan akhirat. Orang yang menggunakan lidahnya untuk berdzikir, hatinya untuk bersyukur, badannya untuk bersabar, dan memiliki istri mukminah shalihah. Wallahu a'lam.

Cantik


Dunia ini adalah perhiasan, dan seindah-indah perhiasan adalah wanita shalehah (Muhammad saw)

Cantik. Predikat itulah yang didambakan oleh banyak wanita dari zaman ke zaman pada berbagai peradaban. Kebutuhan tampil cantik memang merupakan naluri setiap wanita normal, sehingga pada derajat tertentu, kecantikan menjadi sesuatu yang universal dan menjadi bagian dari kultur sebuah masyarakat. Karenanya, persepsi mengenai kecantikan menjadi sesuatu yang nisbi dan sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup (ideologi) yang mendasari gaya hidup suatu masyarakat.

Bagi masyarakat kapitalis-sekuler yang memisahkan antara nilai-nilai spiritual dengan kebutuhan-kebutuhan material, kecantikan bersifat sebatas fisik-materil semata. Dalam kultur seperti ini seorang wanita dianggap cantik hanya apabila memiliki jasmani yang memenuhi standar-standar kecantikan tertentu yang diakui khalayak. Itulah kecantikan artifisial.

Wanita menjadi rela memanipulasi fisiknya melalui berbagai teknik, dengan biaya berapa pun besarnya, misalnya operasi plastik, untuk memperoleh bentuk fisik sebagaimana yang disyaratkan oleh standar kecantikan versi khalayak.

Berbagai teknologi dan perangkat kecantikan telah menjadi lahan industri yang bernilai komersiil tinggi. Untuk kepentingan industri kosmetika dan segenap perangkat pendukungnya itu, wanita terus-menerus dirangsang, melalui berbagai media, untuk memuja kecantikan artifisial semata.

Female dan fashion menjadi dua kata sakti demi sejumlah besar devisa. Wanita yang menjadi korban tanpa sadar telah tergiring pada hedonisme yang meruntuhkan nilai asing yang melekat dalam dirinya. Sejarah telah mencatat deretan panjang nama wanita yang mengalami kehidupan tragis akibat terbius oleh obsesi keabadian kecantikan artifisial tersebut.

Hal di atas adalah apa yang diistilahkan sebagai tabaruj jahiliyyah (cara berhias ala jahiliyah). Jauh-jauh hari Islam telah mengingatkan wanita muslim untuk menghindarinya. Dalam Islam, perhiasan wanita yang terindah adalah takwa dan kesalehannya (QS 7:26). Nilai-nilai ketakwaan dan kesalehan ini akan melahirkan pribadi luhur yang memancarkan keagungan jiwa yang terwujud dalam akhlakul karimah. Itulah kecantikan sejati atau dalam terminologi modern dikenal sebagai the inner beauty.

Berdandan agar tampil cantik tentu boleh-boleh saja, terlebih bila untuk menyenangkan hati suami, asal saja tetap dalam batas-batas rambu yang telah ditetapkan oleh Sang Khalik -- agar kecantikan dapat menjadi rahmat dan bukannya penyebab laknat. Tapi, penampilan fisik yang prima hanya akan berharga bila disertai oleh keimanan yang teguh, akal yang cerdas, tutur bahasa yang santun dan perilaku yang lurus.

Jumat, 08 Agustus 2008

Dugaan Pusat Majapahit Menguat

MOJOKERTO (SINDO) – Pencarian di mana pusat Kerajaan Majapahit berlanjut. Di hari terakhir penggalian situs Kerajaan Majapahit di Desa Sentonorejo,Kecamatan Trowulan,Kabupaten Mojokerto, kemarin tim Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) menguak fakta baru.


Setelah melakukan penggalian selama delapan hari, dugaan kalau lokasi yang mereka gali itu adalah pusat Kerajaan Majapahit menguat. Sebelumnya tim menemukan tembok yang diduga kuat sebagai pembatas lingkungan keraton.Kemarin mereka mendapati kanal-kanal di lokasi yang sama.

Kanal itu ditemukan di sekitar Candi Kedaton. Di dalam candi itu sendiri terdapat sumur upas. Kanal-kanal tersebut diyakini terhubung dengan sumur yang kerap dipakai oleh keluarga keraton tersebut. ”Kami gali beberapa titik dan kanal-kanal itu tersambung. Diperkirakan kanal-kanal ini berujung ke kanal utama, yang biasanya mengelilingi lingkungan keraton,” ungkap Koordinator Ekskavasi dan Survei PATI Cecep Eka Permana.

Di lokasi yang dikelilingi kanal berukuran 1x1 kilometer inilah pusat Kerajaan Majapahit diyakini pernah berdiri. Pasalnya, kanal-kanal tersebut tak mungkin dimiliki oleh permukiman luar keraton.” Sumur upas yang ada juga tak mungkin milik warga biasa.Terbukti dengan struktur bangunan sumur yang cenderung elegan,khas keraton,” katanya.

Diperkirakan keraton sendiri memiliki luas 900x700 meter. Fakta lain yang menguatkan dugaan itu adalah ditemukannya tembok yang mengelilingi kanal. Luasnya 900x700 meter. Selain itu, juga ditemukan sudut Isana. Tempat ini adalah tempat suci yang biasanya ada di lingkungan keraton.

Temuan-temuan berupa pecahan keramik dan guci dari negara lain juga menguatkan dugaan jika di lokasi tempat penelitian tersebut adalah jantung Kerajaan Majapahit. ”Di lokasi lain kami tak menemukan pecahan guci dan keramik asing. Biasanya benda seperti ini hanya dimiliki kerajaan,” ujar Dosen Arkeologi Universitas Indonesia (UI) ini.

Menurut dia, sebelumnya banyak lokasi yang juga diduga menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Selain di potongan kanal berukuran 900x700 meter itu, perpotongan kanal lain –yang ada di sekitar Kolam Segaran– juga pernah diprediksi sebagai tempat di mana Keraton Majapahit pernah berdiri.

Menurut dia,lokasi yang ditelitinya lah yang paling mungkin menjadi pusat kerajaan. ”Apalagi di lokasi yang kami duga ini terdapat watu umpak (batu fondasi) sebanyak 18 buah dengan ukuran besar. Kami bisa membayangkan besarnya bangunan dengan watu umpak sebesar itu. Itu tak mungkin watu umpak untuk rumah, melainkan bangunan besar yang diduga keraton,” ujarnya.

Lebih jauh dia menerangkan, dalam penelitian kali ini ia bersama 10 tim dari 4 universitas negeri di Indonesia melakukan penggalian di 36 titik.Masing-masing titik berukuran 2x2 meter. Ia sengaja menggunakan metode penggalian lot systemkarena metode inilah yang dianggap paling fleksibel dan memiliki akurasi yang lebih tepat dibanding dua metode penggalian lainnya.

”Metode lot system ini merupakan gabungan dari metode spit system dan layer system. Jadi, penelitian kami ini memiliki akurasi yang lebih,” katanya. Dia juga mengaku,dari penelitian ini akan muncul rekomendasi yang akan diberikan kepada BP-3 Trowulan.Kendati belum merumuskan rekomendasi itu, ia yakin jika salah satu rekomendasi nanti adalah agar dilakukan penggalian menyeluruh di lokasi yang mereka teliti tersebut.

”Jika tidak segera dilakukan penggalian, lokasi ini akan rusak. Di Trowulan ini sedikitnya ada sekitar 6,2 hektare lahan yang rusak per tahun. Jadi, untuk melakukan penelitian lanjutan kerap kali tersandung lokasi yang rusak itu,”katanya. Dia juga mengatakan,tiga hari ke depan timnya akan melakukan evaluasi hasil penelitian.

Wakil Ekskavasi dan Survei Tular Sudarmaji menambahkan, bukti lain yang kian menguatkan di tempat itulah pusat Kerajaan Majapahit adalah ditemukannya lantai di sekitar Candi Kedaton.Lantai dari batu bata yang dipadatkanitudiyakinisebagaihalaman kerajaan.

Apalagi di tempat yang tak jauh dari CandiKedatonitujugaditemukan lantai segi enam,yang bentuknya menyerupai paving. ”Kami lakukan penggalian di beberapa titik.Ternyata lantai ini cukup luas. Tak mungkin lokasi ini permukiman warga,”kata Tular. (tritus julan)

Jumat, 01 Agustus 2008

Takdir Hidup

Hidup didunia ini penuh liku-liku dan masalah.Keadaan itu mendorong manusia untuk berpikir jernih dalam mengatasinya.memang manusia yang sejati harus punya cita-cita setinggi langit.Dalam bahasa filosof syairnya Muhammad Iqbal berkata, manusia harus berpartisipasi secara intensif dalam gerak alam semesta,namun harus dalam ridha Allah. segala sesuatu potensi untuk berpartisipasi secara intensif adalah takdir hidup yang mengitari membentuk tujuan akhirnya sebagai penyesuain diri terhadap alam.Dan manusia dalam gerak alam harus menumpahkan segala energinya untuk berkembang mencapai harapan.Proses perubahan itu bisa terjadi dengan cepat bila seseorang atau kaum mau mengubah nasibnya sendiri sebelum Tuhan mau mengabulkan.Pernyataan itu sesuai dengan ayat Al-qur'qn dalam terrjemahannya:"Sesungguhnya allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada suatu golongan,sehingga mereka sendiri menubah apa yang ada pada diri mereka sendiri''(Q.S.Ar-Ra'ddu(13):11 Apa yang menjadi cita-cita dan harapan manusia harus yang ada kaitannya membawa kemungkinan bisa terjadi.Bila apa yang dikerjakan manusia itu disertai do'a dan dzikir mengalami kegagalan maka manusiaharus berserah diri.Karena itu semua sudah menjadi takdir hidup yang dialami setiap orang.Setiap kehidupan manusia yang dialami pasti memiliki kesengsaraan yang berbeda.Takdir hidup yang diimpikan manusia kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.Penderitaan didunia ini jenisnya banyak sekali seperti mencari nafkah,berumah tangga,mengharapkan cinta,harta,kedudukan dan lain-lain. Garis hidup manusia memang sudah dirancang oleh Tuhan.Untuk bisa mengubah takdir hidup yang dijalani langkah selanjutnya yaitu: a.kita harus berjuang semaksimal mungkin dan berdzikir serta berdo'a meminta harapan yang baik dan positif b.harus luas pandangan dalam berpikir dengan cara memiliki kekayaan hati,kekayaan ilmu. c.tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan hidup d.harus ptofesional sebagai kunci sukses dalam mencintai dan menikmati apa yang dikerjakan e.melupakan kegaalan menyedihkan pada masa lalu. f.memiliki pedoman hidup yang kuat serta memiliki landasan ilmu hidup yang memadai. Semoga saja roda perputaran hidup ini mampu diikuti manusia dari berbagai lapisan umat dengan rasa bahagia.indah dan nyaman.

Minggu, 27 Juli 2008

Suratan takdir


Bumi ini tempat berpijak
Penuh penghuni
Makin terasa memanas
Tanpa batas waktu

Ada cerita hidup
Dalam bingkai bunga-bunga indah berseri
Datang silih berganti
Berubah warna

Ada derita
Ada cinta
Ada harapan
Ada putus asa

Dulupun mengenyam keindahan
Namun berbalik rasa kecewa
Langit dan bumi telah jadi saksi
Ditengah kehidupan bergejolak

Inilah suratan takdir
Yang telah dijalani
Dan harus dialami setiap insan
Sekalipun kegetiran datang menghampiri

Sabtu, 26 Juli 2008

Peradaban Ulama Klasik


Tamasya Pemikiran dari Buku ke Buku 01: Ilmu, Budaya Ilmu dan Peradaban Buku

Ilmu, pencarian ilmu, penyebaran ilmu memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam. Begitu banyak ayat dan hadist dapat dikutip untuk menerangkan hal ini. Pakar Ilmu Al Quran mengatakan pengulangan-pengulangan konsep-konsep kunci tertentu dalam Al Quran merupakan satu indikasi terhadap penekanannya atau makna penting konsep tersebut, konsep ‘ilm merupakan salah satu konsep yang banyak sekali disebutkan. Salah satu hadist yang bisa dikutipkan sebagai ilustrasi mengenai pentingnya ilmu adalah salah satu sabda Rasulullah yang menyatakan keunggulan seorang berilmu dibandingkan dengan orang yang beribadah seperti terangnya bulan purnama dan bintang-bintang. Buku-buku klasik Islam semacam kitab-kitab hadist seperti Sahih Bukhari atau Sahih Muslim atau kitab klasik Ihya Ulumuddin karangan Al Ghazali memulai kitab mereka dengan bab atau kitab mengenai ilmu. Peran penting ilmu diungkapkan secara ringkas oleh Imam Bukhari, Ilmu mendahului amal. Kata-kata bijak Al Ghazali bisa dikutip untuk mengilustrasikan pentingnya ilmu dalam kehidupan, “Orang-orang yang selalu belajar akan sangat dihormati dan semua kekuatan yang tidak dilandasi pengetahuan akan runtuh.” Seorang ulama kontemporer, Yusuf Qaradawi, ketika membahas seri pembahasannya mengenai kehidupan ruhaniah seorang muslim memulainya dengan pembahasan mengenai urgensi menegakkan kehidupan ruhaniah/ nuansa robbaniyah di atas landasan ilmiah. Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa ilmu merupakan pembuka jalan bagi kehidupan spiritual yang terbimbing, ilmu merupakan petunjuk iman, penuntun amal; ilmu juga yang membimbing keyakinan dan cinta. Dalam risalahnya mengenai prioritas masa depan gerakan Islam, beliau menempatkan prioritas sisi intelektual dan pengetahuan melalui pengembangan fiqh baru sebagai prioritas awal.

Peradaban islam klasik menjadikan ilmu menjiwai semua segi peradabannya Kecintaan terhadap pengetahuan, pemeliharaan terhadap pengetahuan dan penghargaan terhadap mereka yang berpengetahuan menjiwai peradaban muslim. Konsep ilmu, pengetahuan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam tubuh peradaban dan mengairi segi-segi peradaban Islam. Peradaban Islam, sebagaimana terwujudkan dalam sejarah klasiknya, dapat diidentikkan dengan kejayaan pengetahuan sebagaiman seorang orientalis, Franz Rosenthal, memberi judul bukunya mengenai deskripsi dan peran pengetahuan dalam peradaban Islam sebagai, ‘The Knowledge Triumphant: The concept of Knowledge in Medievel Islam’. Pada tulisan yang lain dia mengungkapkan, “Sebuah peradaban muslim tanpa pengetahuan tidaklah terbayangkan oleh generasi muslim pertengahan.” Bahkan dalam konsep pengetahuan Islam pencarian ilmu, pengetahuan memiliki nilai kewajiban bagi individu maupun kolektif, fardu ‘ain dan fardu kifayah. Konsep pengetahuan dalam islam juga berhubungan dengan konsep ibadah, dimana pencarian dan penyebaran ilmu merupakan salah satu aspek ibadah. Seorang futurulog Muslim, Zianudin Sardar, bahkan mengatakan sebenarnya peradaban muslim klasik yang tinggi itu secara keseluruhan ruhnya adalah pengetahuan : dengan mencarinya, menguasainya, membangun institusi untuk menyebarluaskannya, menuliskannya, membacanya, menyusunnya serta menumbuhsuburkannya.

Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pencapain-pencapaian peradaban Islam dahulu amat sangat terkait dengan adanya budaya ilmu di dalamnya, sebagaimana diungkapkan oleh Wan Moh. Nor Wan Daud. Budaya Ilmu merupakan prasyarat bagi kejayaan, kekuatan sebuah peradaban. Dari perspektif sejarah Wan Daud mengungkapkan bahwa sebuah bangsa yang kuat tetapi tidak ditunjang oleh oleh budaya ilmu yang baik, akan mengadopsi ciri dan kekhasan bangsa yang ditaklukkannya tetapi memiliki budaya ilmu yang baik. Bangsa Jerman (yang masih biadab) terpaksa mengadopsi budaya Romawi yang ditaklukkannya, bangsa Tartar yang mengobrak-abrik peradaban Islam di Baghdad dahulu kala justru malah terislamisasikan. Selanjutnya beliau menyebutkan budaya ilmu ini bisa dicirikan dengan terwujudnya masyarakat yang melibatkan diri dalam kegiatan keilmuan, ilmu merupakan keutamaan tertinggi dalam sistem nilai pribadi dan masyarakat, penghormatan terhadap ilmu dan orang berilmu, pemberian kemudahan, bantuan dalam penyebaran ilmu pengetahuan, sebagaimana juga ciri yang mencela sifat jahil, bebal dan anti-ilmu. Munculnya penemuan-penemuan saintifik atau kemajuan teknologi di dunia Islam pada masa silam tidaklah terbayangkan tanpa adanya budaya ilmu yang menggerakkannya, karena pencapaian-pencapaian itu adalah manifestasi dari budaya ilmu tersebut. Syed Husein Alatas mengembangkan konsep "bebalisme" secara sosiologis terhadap kebiasaan, tradisi atau budaya anti-ilmu, anti-pembahasan, anti-penalaran dalam sebuah masyarakat.

Dalam abad modern ini dimana renaisans atau kebangkitan umat didengungkan pembinaan budaya ilmu merupakan keharusan. Sebagaiman diingatkan oleh Anwar Ibrahim bahwa proses membangkitkan umat sangat terkait dengan upaya pengembalian posisi sentral pengetahuan dan pendidikan dalam masyarakat dengan memperkuat api semangat belajar dan mendorongnya untuk tertarik pada ladzzah al ma’rifah, kenikmatan berjumpa dengan pikiran-pikiran besar, ketakjupan dalam menemukan gagasan-gagasan baru. Membangun keutamaan budaya sebuah masyarakat merupakan kerja pemberdayaan aksara (Literally empowerment) terhadap mereka. Anwar Ibrahim juga mengingatkan akan permasalahan yang masih dialami sebagian besar dari umat ini, “Kita bangga dengan Islam sebagai agama yang banyak berbicara mengenai ilmu. Kata pertama yang pertama diturunkan dalam Quran adalah iqra’. Tetapi kita melihat kini sebagian besar muslim tidak dapat membaca. Sebagian yang bisa membaca tetapi tidak memahami. Mereka yang bisa membaca dan memahami sebagian terjebak pada buta huruf budaya (culturally illiterate). Salah satu fenomena buta huruf budaya ini terlihat pada sikap filistinisme, perhatian terhadap soal-soal dan kebiasaan yang remeh.

Satu sisi yang juga bisa diberikan apresiasi dari budaya Ilmu dalam peradaban islam adalah penggunaan medium buku sebagai sarana penyebaran pengetahuan di dunia Islam. Lembaga penulisan buku –waraq--, perdagangan buku, perpustakaan – baik pribadi maupun lembaga kenegaraan-- , sangat berkembang di dunia Islam ketika itu. Sebagaimana juga munculnya lingkaran studi di mesjid-mesjid, diskusi ilmiah di istana-istana penguasa, atau munculnya lembaga-lembaga pengajaran dari tingkat dasar hingga univesitas (kulliyah). Sehingga tidak berlebihan jika Sardar menyebut juga kekhasan peradaban Islam dengan peradaban buku. Penyebaran buku melalui perdagangan juga sangat berkembang,. Di zaman klasik, setiap kota besar di dunia Islam memiliki bazaar buku masing-masing, suq al waraqa. Aktivitas para pedagang buku tidak semata-mata menjualbelikan buku, tetapi toko-toko mereka juga berperan sebagai tempat-tempat diskusi. Sebuah karya indeks mengenai buku-buku di dunia Islam di masa itu, Al Fihrist, sebuah karya yang terkenal dikalangan sejarawan dikarang oleh Ibn Nadim seorang pedagang buku. Kajian mengenai penyebaran buku di dunia Islam juga bisa kita lihat dari karya seorang orientalis Denmark, J Pedersen dalam bukunya Fajar Inteletualisme Islam, Buku dan Sejarah Penyebaran Informasi di dunia Arab (terjemahan Indonesia dari The Arabic Book).

Jumat, 20 Juni 2008

Perpisahan

Beribu-ribu tahun perpisahan
Telah kita dengar
Beriringan dalam hidup
Berpacu dengan waktu

Kita tidak menyadari
Kenapa harus terjadi
Sementara rasa rindu bergelombang
Mengikuti rasa hati

Bila selaksa angin ikut bicara
Membentuk butiran makna
Diiringi hujan air mata
Tidak sangguplah kita meneruskan kata perpisahan

Karena perpisahan itu tandus keringnya ingatan
Sebagaimana kepribadian kita ini
Bercadar dan berkerudung
Dalam bingkai misteri kehidupan